Berita PendidikanNewsRegulasiUncategorized

Memahami Kerangka Asesmen TKA 2025: Standarisasi untuk Pemerataan dan Mutu Pendidikan

Ringkasan Eksekutif Peraturan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Nomor 045/H/AN/2025 Tentang Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai Instrumen Penilaian Akademik Terstandar Nasional untuk Jenjang SMA/MA dan SMK/MAK. Disarikan oleh : Tim Pengembang Kurikulum MA Negeri 2 Grobogan.

Tes Kemampuan Akademik (TKA) pada jenjang SMA/MA dan SMK/MAK sebagaimana tertuang dalam Perkaban Nomor 45 Tahun 2025 merupakan langkah strategis Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dalam menciptakan sistem asesmen akademik yang objektif, terstandar, dan menjawab tantangan ketimpangan kualitas antar satuan pendidikan. Dalam esai ini akan diulas latar belakang kebijakan, struktur tes, jenis soal, serta kompetensi yang diukur dalam TKA, sebagai bentuk transformasi pendidikan menuju pemerataan mutu dan akuntabilitas pembelajaran nasional.

TKA hadir sebagai respons atas kebutuhan asesmen terstandar yang selama ini kurang tersedia di Indonesia. Selama beberapa tahun terakhir, hasil penilaian murid sering kali tidak dapat dibandingkan secara adil antar sekolah karena standar penilaian internal yang berbeda-beda. Akibatnya, proses seleksi masuk ke perguruan tinggi atau dunia kerja cenderung tidak adil dan kurang objektif. TKA dirancang untuk mengatasi persoalan ini dengan menyediakan alat ukur akademik yang berlaku nasional, yang tidak hanya digunakan oleh lembaga pendidikan dalam negeri tetapi juga mendapat pengakuan oleh universitas luar negeri dan industri.

Selain sebagai alat seleksi, TKA juga diarahkan untuk mendukung pembelajaran yang bermutu. Bila dirancang dan digunakan dengan bijak, TKA dapat mendorong guru merancang pembelajaran yang mendalam dan menilai kemampuan bernalar tingkat tinggi. Bahkan, TKA juga diakui sebagai sarana untuk pengakuan hasil belajar bagi murid dari jalur nonformal dan informal, sehingga memperluas akses terhadap pendidikan berkualitas dan setara.

Struktur dan Mata Uji TKA
Struktur TKA terdiri dari dua jenis mata uji, yaitu mata uji wajib dan pilihan. Semua peserta wajib mengikuti tiga mata uji, yakni: Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris. Sementara itu, mereka juga memilih dua mata uji tambahan dari sejumlah pilihan sesuai minat studi atau karir, seperti: Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Geografi, Sejarah, Antropologi, dan berbagai bahasa asing (Arab, Jepang, Mandarin, Prancis, Jerman, Korea). Khusus untuk SMK, tersedia mata uji “Produk/Projek Kreatif dan Kewirausahaan”.

Mata uji pilihan memungkinkan asesmen lebih relevan terhadap kebutuhan murid, baik yang melanjutkan ke perguruan tinggi maupun langsung ke dunia kerja. Dengan fleksibilitas ini, TKA menempatkan murid sebagai pusat pembelajaran dan memberi ruang bagi diferensiasi jalur akademik.

Jenis Soal dan Bentuk Penilaian

TKA mengadopsi tiga jenis soal utama yaitu, 1) Pilihan Ganda Sederhana: Hanya satu jawaban benar yang harus dipilih, 2) Pilihan Ganda Kompleks (MCMA): Lebih dari satu jawaban benar dapat dipilih, 3) Pilihan Ganda Kategori: Respon terhadap beberapa pernyataan seperti “benar/salah” atau “sesuai/tidak sesuai”. Soal TKA terdiri dari soal tunggal maupun kelompok (soal grup) yang mengacu pada stimulus seperti teks, grafik, atau gambar. Bentuk soal yang beragam ini bertujuan untuk menggali berbagai aspek kemampuan kognitif, mulai dari pengetahuan dasar hingga penalaran tingkat tinggi (reasoning).

Kompetensi yang Diukur
Dalam setiap mata uji, TKA mengukur kompetensi akademik yang tidak sekadar menilai hafalan, melainkan menekankan pada keterampilan bernalar, pemecahan masalah, dan pemahaman konsep secara mendalam, yaitu:

  1. Bahasa Indonesia dan Inggris mengukur kemampuan membaca, memahami informasi tersurat dan tersirat, serta mengevaluasi dan mengapresiasi isi teks.
  2. Matematika menilai penguasaan konsep, kemampuan pemodelan, representasi, penalaran matematis, dan koneksi antar konsep.
  3. Sains (Fisika, Kimia, Biologi) menekankan pada penerapan konsep dalam konteks kehidupan nyata, keterampilan proses ilmiah, dan analisis data ilmiah.
  4. IPS dan Bahasa Asing berfokus pada kemampuan bernalar, menilai argumen, serta sensitivitas terhadap konteks sosial dan budaya.

Kemampuan ini dikelompokkan ke dalam tiga level kognitif: knowing and understanding, applying, dan reasoning, mencerminkan pendekatan berpikir bertingkat yang sejalan dengan taksonomi Bloom revisi.

Tantangan dan Potensi Dampak
Meski dirancang untuk meningkatkan objektivitas dan pemerataan kualitas pendidikan, pelaksanaan TKA juga membawa potensi risiko seperti penyempitan kurikulum. Ada kekhawatiran guru dan murid hanya akan fokus pada kompetensi yang diuji dalam TKA, sehingga mengabaikan pembelajaran yang bersifat holistik. Oleh karena itu, penting bagi para pemangku kepentingan untuk mengintegrasikan TKA secara bijaksana dalam ekosistem pendidikan, tanpa mengorbankan kekayaan kurikulum nasional. Sebaliknya, jika digunakan dengan tepat, TKA dapat menjadi instrumen diagnosis belajar yang ampuh, yang tidak hanya mengukur hasil belajar akhir, tetapi juga memandu guru dalam merancang strategi pembelajaran yang efektif dan adaptif.

Kerangka Asesmen TKA Tahun 2025 merupakan tonggak penting dalam upaya menciptakan sistem asesmen yang adil, akuntabel, dan berpihak pada mutu pendidikan. Dengan kombinasi antara standar nasional, fleksibilitas mata uji, dan fokus pada keterampilan abad ke-21, TKA tidak hanya menjadi alat seleksi, tetapi juga pengungkit transformasi pendidikan Indonesia. Tantangan pelaksanaannya tetap besar, namun dengan kolaborasi semua pihak—guru, sekolah, pemerintah, dan masyarakat—TKA dapat menjadi jembatan menuju pendidikan yang lebih bermutu, adil, dan berdaya saing global. (Admin MAN 2 Grobogan). [Download Regulasi TKA Perkaban Nomor 45 Tahun 2025] & [Download Kisi-kisi TKA Tes Kemampuan Akademik].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Senang kami dapat membantu anda

× Hubungi Kami